Rabu, 31 Maret 2010

SYAIR BATHIN

7 Malam Lalu
Thursday, June 4, 2009






Diantara sadar dan tidak ku.
7 malam lalu dia datang melalui langit-langit kamar.
Melayang dekat pintu sebelah lemari.

Kehadirannya menerangi kamar.
dengan sayap warna warni...
seperti lembaran-lembaran cahaya...

Banyak pesan terlupa, hanya kalimat berikut yang kuingat:

'tangismu yang tercurah, saat memohon keselamatan untuk diri, untuk orang lain, untuk bumi, untuk mahluk, telah menyucikan semesta'
'tangismu yang tercurah saat menyaksikan keindahan Kami telah memberikan cahaya syahadat di hati mereka yang tertutup'
'itulah sejatinya wudhu bathin'

'Kami memohon pada Sang Dia agar kamu diberikan baju keindahan'
'Sang Dia katakan belum saatnya'
'hingga kau kuasai nafs mu'
'jangan menganiaya, jangan berbohong, jangan lepas marah, jangan menunda seruan qalam'
'juga jangan pula peristiwa ini kau ceritakan'
'maka baju keindahan akan dianugrahkan padamu'

Saya hanya bisa menengadah dan berucap 'Insya Allah ku kerjakan seruanNya'


Terkenang, 4 pesan pertama sering saya langgar.

pesan ke 5... hari ini, setelah 7 hari peristiwa itu terjadi...
Tuhan... saya tidak tahan,

difesbuk ini saya menceritakannya....

--------

Menyaksikan Do'a

Sang Rasa
Acapkali menyaksikan
Rangkaian kata-kata
Pula untaian kalimat
Yang qalbu panjatkan

Wujud do’a dari qalbu
Bukan terdengar
Tapi mawujud
Cahaya purnama

Apabila disertai air mata
Ia bagai cermin
Mengkilatnya sempurna
Serupa bening
Yang memantulkan

Sertai dengan iman
Ia bersayap
Ujungnya tak terlihat
Seolah lewati batas semesta

Sertai dengan tauhid
Maka ia bercahaya
Benderang
Berpancar

Sertai dengan marifat
Maka ia terbang
Melesat
Begitu cepat

Lihat,
Bagaimana ia mengepak,
Bergerak cepat
Terang melesak
Berkilau gemerlap

Seolah tanpa menempuh jarak.
Tiba di Cahaya Singgasana
Elok berthawaf
Berpusat Arasy

Keanggunannya
Keelokannya
Menarik perhatian
Pemilik Singgasana
Sang Raja Diraja

“Bercahaya, bening nan indah”
“Inilah Sang Cermin dari MahlukKu”
"Begitu berserahnya"
“Darinya”
“Aku saksikan KeindahanKu”
“Aku saksikan KeagunganKu”

“Yang dipersembahkan, pun mempersembahkan”
“Bukti Aku Maha Pengasih Maha Penyayang”

Wahai Qalbu sang pemanjat do'a
KalimatNya penghapus nestapa
Tidakkah kau Bahagia?

Santanu Muliawidi, Agustus 2009

-----------------------------------------------

Nak, Bantu Ayahmu Bersyahadat
August 13, 2009

Nak,
Sebab di hari ini
Dunia berusaha lagi temaramkan cahaya bathin,
Sudikah kiranya membantu
menghapus hijab yang menyelimuti
Bebaskan dari himpitan Hawwa dan Nafs
Didalam dada Ayahmu?

Ayahmu memohon sorot kalimapancar matamu
Agar ayahmu kembali membaca Qalam Allah disana
Yang senantiasa beberkan makna-makna
Atas perintahNya yang pertama:
Iqra bismirabbika ladzii Kholaq

Beri ayahmu pelajaran melalui cahaya matamu
Tentang namaNya
Tentang rahman
Tentang rahim
Bahwa ArRahman makna Ayahmu
makna langit yang memberi dan memelihara
Dan ArRahiim makna ibumu
makna bumi yang menerima dan menumbuhkan
Yang keduanya manunggal bersemayam
di samudra Bismillahirahmaanirahiim
Seperti yang Quran terangkan
“Dua tangan Allah” dalam penciptaan Adam

Ayahmu ingin tenggelam dalam matamu
Sebab kolam bening matamu
Memantulkan kembali wajah ayah
Menyadarkan ayah tentang hubungan
Bahwa syahadat adalah ketimbalbalikan
Yang Disaksikan Bersaksi, Tak Berpaling.

Ayahmu rindu memandang Hajar Aswat di pusat matamu,
Yang dithawafi putih nya kesucian
melewati relung-relungnya jauh kedalam
Yang bening, hening, suci layaknya Sidrah Al Muntaha
Disana ayahmu menyaksikan binar Arasy Sang Pemilik Cinta.

Nak, Memandang mu keseluruhan,
Selayaknya ayahmu memandang diri ayahmu sendiri...
Umumnya kesadaran diawali saat "bercermin".
Bashar pada diri sendiri,
Ialah langkah awal mengenal diri.
Mengenal diri adalah jalan mengenalNya

Duhai anakku, terimakasih.
Cahaya matamu luruskan Ayahmu lagi,
Tak mampu ayahmu tegakkan makna syahadat:
Laa Ilaaha Ilallah....
Tanpa tegaknya Rasa dan Cahaya kasih sayang.


Santanu Muliawidi, Agustus 2009
Untuk para Ayah...(juga para Ibu)
Mudah2an manfaat. Insya Allah.


-------------------------------------

Seukur Menyaksikan.

Teringat satu kalimat seorang tua,
“hirup mah ngan saukur nyakseni”
Hidup hanya seukur menyaksikan….

Beberapa bulan saya coba memahami,
Syahadat…
Menyaksikan…
Disaksikan…
Bersaksi…

Asyahadu an Laa ilaha ila Allahu, Wa asyhadu an na Muhammadarrasulullah

Menyaksikan Allah
Menyaksikan Hidup

Menyaksikan Muhammad
Menyaksikan Diri

Hidup paparan Lauhil Mahfudz
Diri membaca

Diri ‘yang tertutup’ tiada Cahaya
Tak mampu membaca uraian bab didepan.
Yang terbaca adalah bab kini dan telah.
Yang berlalu menjadi dendam
Yang kini tak terpuaskan

Diri ‘yang terbuka’ Cahaya
Rasa sebagai penunjuk
Dituntun Hidup
Hidup sudah memaparkan hingga akhiran.
Akhiran adalah tujuan.

Hidup menyaksikan Diri meniti.
Diri Menyaksikan Hidup menuntun

Laa Hawla wa laa quwata ila billahi aliyil azhiim

Tak kuasa tulisan menjabar
Tak mampu lisan memapar.
Tak layak akal mengajar.
Kelana Pandir sekedar berujar,

Insya Allah manfaat
SM, Agustus 2009

--------------------

Kunci Kasyaf

Sahabat Rasa dan Cahaya
Kunci gerbang kasyaf
Memandang wajahNya
Dari mula taubat tulus murni
Menjadi kebeningan hati
Mawujud dalam air mata
Akal hanya mewadah, fikir tiada
Lenyaplah ingin dan harap
Hijab tersingkap
Munculkan Rasa berupa Cahaya
Mengundang RestuNya
Hingga berkenan memanggil
dengan Rahman Rahim
Mutma’inah datang menghadap
Ketahui cara dan ciri
Kenali jalannya
Melalui empat pijakan
Pijakan pertama
Dari sifat Sama’ (dengar)
Menerima alunan Sabda menjadikan ta’at
Ialah beriman tanpa terpaksa
Yang mengimankan raga
Yang diimankan diri
Keduanya menyatu tiada batas
Senyatanya hidup tak dapat mati
Diri yang kini,
Dan yang akan datang
Hingga akhirat nanti
Tidak lain, adalah diri di akhirat nanti
Dunia akhirat, zahir bathin tiada beda
Pijakan kedua
Dari sifat Bashar (lihat)
Kilat membelah gunung adalah awal
Bersaksi atas tauhid
Bertauhid tanpa bersatu
Yang mentauhidkan raga
Yang ditauhidkan diri
Rasa menjadi satu
Tunggal Rasa dan Sukma
Tunggal Zat
Tunggal Sifat
Tunggal Af’al
Raga masuk ke dalam nyawa
Nyawa masuk ke dalam Sirr
Sirr masuk kedalam Zatullah
Raga terbuka bercahaya
Yang ada hanya hidup
Rasa yang merasai hidup
Rasa bukanlah perasaan
Bukan rasa manis, gurih atau pahit
Tak lain ialah Rasa Sukma
Tak berwujud, ada tapi tiada
Tak mati melainkan berpindah tempat
Pijakan ketiga
Dari sifat Qalam (ucap)
Memulas semesta langit terurailah jagad alam
Dengan demikian marifat
Marifat (mengetahui) tanpa memberitahu
Yang memberi tahu raga
Yang diberi tahu diri
Telah ada dalam diri
Membaur dengan siang dan malam
Siang dan Malam ialah Cahaya Allah
Lenyap kehambaan
Tunggal mutlak
Dalam benderang Sirrullah
Rasulullah adalah sirullah yang sejati
Memancarkan cahaya menerangi jagat
Cahaya terangnya ialah sejatinya Nurullah
Yang disebut nyawa nurani
Dunia akhirat, zahir bathin tunggal rasa
Pijakan keempat
Dari sifat Hayat (hidup)
Tunggangannya ialah bulu nafas
Hirupan hembusan Hu Allah
Terus menerus berserah diri tanpa pasrah
Itulah islam yang sejati
Yang bersyahadat raga
Yang shalat diri
Yang puasa raga
Yang berzakat diri
Yang haji raga
Syahadat tanpa asyhadu
Shalat dan berbakti tanpa batas, tanpa melihat waktu
Puasa meningkatkan penglihatan
Jadi haji, menjadi Islam
Berserah diri pada Zat yang luhur
Islam tiada terpisahkan
Iman, Tauhid, Marifat, Islam adalah tali kendali
Layaknya juru mudi sang bahtera raga
Muatannya adalah diri
Pengarung samudra hidup
Menuju pelabuhan Sang Asal
Pahamilah makna dalam makna
Kaji berulang-ulang, benam dalam bathin
Kunci pijakan itu dengan yang sepuluh
Sebab fikir tak mampu menerjemahkan
Hanya Rasa yang memahaminya
SM; Bogor, Minggu 13 September 2009, 00:52



2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. How to play the free spins casino with no deposit bonus - Dr.MCD
    How to play the 광주 출장안마 free spins casino with no 계룡 출장마사지 deposit bonus. The slot is easy to play and the casino gives you 의왕 출장마사지 a huge 구미 출장샵 incentive to try it out 과천 출장샵 for free.

    BalasHapus